
ANGGITA GHINA
SAFIRA
NIS1861
X MIPA 5
SMA NEGERI 10 SAMARINDA
2014
Laporan Membaca Buku
1.
Judul
Buku : Udah Putusin Aja
2.
Nama
Pengarang : Felix Y. Siauw
3.
Nama
Penerbit : Mizania
4.
Tahun
Terbit : 2013
KATA PENGANTAR
Saya ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada Allah SWT, atas berkat
dan rahmat yang diberikanoleh-Nya, saya
dapat menyelesaikan laporan ini dengan sebaik-baiknya. Saya juga sangat berterimakasih
kepada Kedua Orang Tua saya yang terus memberikan saya motivsi untuk menyelesaikan
laporan ini.Selanjutnya tidak lupa saya ucapkan beribu rasa terimakasih kepada
Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bapak Masrani M.Pd, yang telah senantiasa
tanpa henti menbina ,mengajari, dan member masukan terhadap laporan yang sedang
saya tulis ini. Saya juga sangat berter ma kasih kepada semua teman-teman yang
terus mendukung dan menyemangati saya dalam mengerjakan laporan ini. Saya juga sangat
berterimakasih terhadap pihak-pihak yang sudah bekerjasama dengan saya dalam mengerjakan
laporan ini. Dalam laporan ini saya akan membahas buku tentang ajaran Islam
yang mengajarkan tidak diperbolehkannyya pacaran dikalangan orang-orang yang
belum menikah. Selamat membaca laporan ini.
Samarinda, 23 November 2014
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
1
PENDAHULUAN
2
URAIAN
3
BAB
I |”Cinta Itu Fitrah”
3
BAB II
|”Salahkah Merasa?”
4
BAB
III |”Pacaran Tanda Dewasa Atau
Beradegan Dewasa?”
5
BAB
IV|”Pacaran Dalam Pandangan Islam”
6
BAB V|”Udah Putusin Aja”
7
BAB
VI|”Bagi Yang Sudah Siap”
8
BAB
VII |”Khitbah-Ta’aruf Bagi Yang Sudah Siap”
9
BABVIII|”Bagi
Yang Belum Siap”
10
BAB IX |”Udah
Putus, Galau,Nih!Gimana Bisa Move On?”
11-12
BAB
X |”Yang Muda Yang Bercinta”
13
BAB
XI |”Kapan Aku Menikah?”
14
KESIMPULAN
15
PENUTUP
16
DAFTAR
PUSTAKA
17
LAMPIRAN
18
PENDAHULUAN
Laporan ini mengupas tentang buku yang mengupas habis tentang
ruginya budaya anak muda zaman sekarang yang dimana, mereka cenderung sekali
untuk menjalani hubungan yang bernama “pacaran”.Pacaran sudah menjadi hal
lumrah untuk mereka, bahkan jika ada yang tidak menjalani hubungan “pacaran”
itu, mereka akandiolok-olok oleh temannya. Dan mereka mendapat kepuasan sendiri
di dalam diri mereka jika pacaran.Padahal mereka belum cukup umur sama sekali untuk
menjalani proses itu. Oleh karena itu, buku ini juga mengupas tuntas tentang
pacaran dalam prespektif islam. Sehingga, para generasi muda dapat sadar atas
apa yang mereka perbuat dan kembali ke jalan yang benar, memotivasi mereka
untuk memutuskan jalinan yang terhubung, sesuai judul buku ini. ‘Udah Putusin
Aja”. Selamat membaca laporan tentang buku ini.
URAIAN
BAB I | “Cinta Itu Fitrah”
“Kita manusia biasa yang memiliki cinta tiada yang salah
karena cinta itu anugrah”.
Pada kutipan ini terkutip bahwa, tidak ada manusia yang salah
karena memiliki perasaan cinta, karena cinta itu memang anugrah dari Allah
SWT.Ya, benar sekali bisa kita bayangkan, cinta ada dimana-mana.Cinta itu
menghiasi setiap bagian kehidupan, dan setiap waktu kehidupan.Cinta menghiasi
kehidupan di keluarga, kehidupan di sekolah, perasaan cinta terhadap seseorang,
perasaan cinta ke suatu benda atau barang.Bila tidak ada cinta, hidup-pun
menjadi sangat hampa dan membosankan.Bagai sayur tidak berkuah.Karna cintalah
yang melengkapi segala sesuatunya.Cintalah yang menghadirkan atmosir yang
nyaman dan cenderung saling memiliki.Jadi tidak usah heran, kalau ada anak
kecil, dan anak yang masih muda belia, jika mereka merasakan cinta, itu sangat
lumrah karena cinta itu memang anugrah dari Tuhan Yang Maha Esa.
Islam tidak pernah mengharam kan cinta, malah agama islam sangat
mendukung cinta, dan menjunjung rasa cinta yang tinggi. Namun, ini lebih ke
rasa cinta terhadap Allah SWT.Dan juga sangat bagus jika ada anak seumuran SMA
atau SMP, atau bahkan SD yang sudah merasakan cinta, itu malah tanda-tanda
bahwa si anak ini sudah mepunyai insting untuk meneruskan keturunan. Namun
hati-hati karena jika perasaan cinta ini tidak dijaga ,bisa menjadi sesuatu
yang sangat buruk. Jadi kesimpulannya cinta ini adalah suatu hal yang sangat
suci yang digunakan untuk menyempurnakan kehidupan, dan juga untuk menghadirkan
kenyamanan dan kasih sayang terhadap semua kalangan.
BAB II | “Salahkan Merasa?”
“Islam memandang cinta itu agung dan suci, karenanya perlu
diatur, dan aturannya tidak tanggung-tanggung, langsung dari pencinptanya,
Allah Swt.”
Seperti yang ada dikutipan kalimat itu , islam memandang cinta
sebagai sesuatu yang sangat agung dan suci. Berarti islam itu memandang bahwa
cinta itu adalah sesuatu yang sangat sakral dan sangat special dan istimewa.
Iya, karna seperti yang terdapat didalam kutipan itu, karna sangking agung dan
sucinya, Allah mengatur sendiri tentang aturan aturan cinta. Berarti jika ada yang
ingin merasakan cinta, dia harus mengikuti perintah-perintah yang diberikan
oleh Allah Swt. Jadi adalah tidak diperbolehkannya merasakan cinta dengan
sembarangan ,apalagi untuk generasi muda zaman sekarang yang telah salah kaprah
dalam menganggap arti “Cinta” mereka kira cinta bebas untuk di rasakan siapa
saja, dan kapan pun. Padahal itu sangat salah besar. Karna tidak boleh merasakan
cinta sembarangan .Karna cinta ini adalah sesuatu yang sangat di augungkan dan
dimuliakan oleh Allah Swt, maka yang mau memiliki cinta yang sangat dimuliakan
oleh Allah ini wajib menjalani aturan-aturan yang telah diberikan oleh Allah
Swt.
Aturan-aturan itu sangat banyak, salah satunya adalah tidak
diperbolehkannya laki-laki dan perempuan melakukan kontak fisik, seperti :bersentuhan
tangan; berpelukan; apalagi berciuman. Allah berfirman untuk mejauhi zina.Zina
ini adalah dimana laki-laki dan perempuan yang bukan muhrim melakukan hal yang
tidak seharusnya mereka lakukan dan dosa mereka itu sangatlah besar. Cabang
zina-zina ini sangatlah banyak seperti: Zina tangan; Zina Badan; Zina Telinga;
Zina Mata; Zina Pikiran; Zina Hati. Nah, dari semua factor ini mengacu ke
“Pacaran”. Dan ini yang juga membuktikan bahwa ,Allah melarang keras terjadinya
“Pacaran”.
BAB III | “Pacaran Tanda Dewasa atau Beradegan Dewasa?”
“Tidak diragukan lagi bahwa pacaran adalah jalan bebas
hambatan menuju zina dan ini hal yang sangat memprihatinkan”
Bisa kita lihat disini, terkutip bahwa pacaran adalah jalan bebas
hambatan menuju zina.Pertama-tama, apakan “Jalan Bebas Hambatan”?“Jalan Bebas
Hanbatan” adalah suatu jalan besar, yang biasanya menyerupai tol, dimana ini
terletak di atas, yaitu naik tanjakan, ataupun jalan khusus yang disediakan
untuk menuju tempat tertentu dan itu adalah jalan satu arah.Karna jalan bebas
hambatan ini menyerupai jalan tol, jalan ini lumayan besar dan lebar. Maka,
orang-orang yang berkendara di atasnya dapat bebas melaju dengan cepatnya tanpa
khawatir akan terhalang, apalagi untuk terkena macet.
Nah, setelah saya menjelaskan definisi “Jalan Bebas Hambatan” itu,
maka penjelasan dari kutipan buku di atas itu adalah: Pacaran adalah suatu
jalan yang dapat menjerumuskan orang-orang didalamnya menuju zina yang tidak
bisa dicegah atau dihambat, karna itu memang sudah pasti. Jadi ,sudah menjadi
kepastian bahwa orang yang sedang menjalani hubungan “pacaran” lambat laun akan
terjerumus ke dalam zina.Dan itu sudah menjadi kepastian karna Allah Swt. Telah
benar-benar melarang keras “pacaran” itu. Ya, memang ini sangat-sangat
memprihatin kan. Bayangkan saja, padahal generasi muda zaman sekarang itu sudah
mempunyai budaya pacaran yang sangat melekat dalam diri mereka.Berarti tidak
dipungkiri lagi bahwa sebagian dari generasi muda Indonesia mungkin sudah
melakukan zina, atau lebih parah lagi.
Dan pacaran itu 100% merugikan wanita cepat atau lambat, dan juga
pacaran 100% merugikan pria cepat atau lambat
BAB IV | “Pacaran dalam Pandangan Islam”
“Islam memandang lelaki dan wanita sama dalam penciptaan dan
kemuliannya, namun berbeda dalam hal fungsi dan penempatannya.”
Seperti yang terkutip di kalimat itu, laki-laki dan perempuan itu
sama dalam penciptaannya, namun berbeda dalam pertempatannya. Ini jelas sekali,
karena laki-laki dan perempuan itu bukan mahram.Maka seharusnya, hidup
laki-laki dan perempuan itu dipisah kecuali yang sudah menjadi mahram
(suami-istri).Contohnya sekolah, jalan-jalan, seharusnya memang harus dipisah.
Namun, sayangnya di zaman era globalisasi ini, di zaman kapitalis ini, dimana
budaya barat yang membebaskan ikatan antara laki-laki dan perempuan yang dapat
bebas berinteraksi satu sama lain. Dan itu sangat memacu terjadinya interaksi
antara laki-laki dan perempuan yang hanya berduaan saja. Sebenarnya ini sangat
dilarang oleh islam. Karna jika ada laki-laki dan perempuan bersama-sama, maka
yang berada di antara mereka ialah setan.Dan itu sudah pasti. Dan sudah
dijelaskan, jika setan sudah menghasut dan menggoda salah satu dari mereka
berdua, pasti mereka akan melakukan hal yang sangat tidak semestinya. Dan
itulah yang ditakutkan, karna pasti akhirnya wanita yang akan menderita ,dan
mereka berdua, akan mendapatkan dosa yang sangat besar.
Namun, sebenarnya dalam islam itu memperbolehkan interaksi antara
wanita dan laki-laki dalam beberapa hal yang “syar’I” yaitu hal yang memang
diperbolehkan oleh islam yaitu: Belajar Mengajar; Kedokteran; Ibadah Haji;
Berjihad di Jalan Allah. Iya, disemua kegiatan itu islam memperbolehkan
laki-laki dan perempuan dalam berinteraksi, namun tidak selebihnya. Jadi, bagi
laki-laki dan perempuan, sudah semestinya bagi mereka untuk menjaga jarak, dan
saling menjaga diri mereka sendiri demi kesucian mereka masing-masing.
BAB V | “Udah Putusin Aja..”
“Cinta itu memikirkan yang dicintai ,bukan hanya kemarin dan kini,
tapi nanti”
Sesuai yang ada di kutipan itu bahwa cinta yang sesungguhnya itu
memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan kini. Sesuai dengan arti
pacaran yang sebenarnya yang sudah saya jelaskan di penjelasan yang sebelumnya ,bahwa
pacaran itu adalah perbuatan yang sangat merugikan dan merupakan dosa yang
sangat besar. Ya, pacaran anak muda sekarang itu identik dengan kata-kata rayuan
seperti, sayang, cinta, dan lain-lain.Kata-kata sakral itupun meluncur dengan
sangat mudahnya dari mulut anak-anak yang masih muda belia, dan mungkin belum
tau menau tentang perasaan cinta dan sayang ini. Apalagi pacaran zaman sekarang
itu identik dengan sentuhan tangan ,peluk-pelukan, dan bahkan ciuman. Itu
sangat memprihatinkan. Bahkan jika pacaran ,namun tidak melakukan hal-hal itu
mungkin terasa tidak afdol dan aneh.
Oleh karena itu,
kutipan“cinta itu adalah memikirkan yang dicintai, bukan hanya kemarin dan
kini, tapi nanti”, (khususnya bagi kaum lelaki) artinya adalah, jika
seseorang benar-benar mencintai seseorang yang ingin dia miliki, sesorang yang
menjadi pujaan hati ,sesorang itu harus benar-benar menjaganya, bukan hanya
kesenangan sesaat dengan memegang-megang atau berbuat zina dengannya. Seseorang
itu harus memikirkan apa yang terjadi selanjutnya jika merusak kesuciannya,
bayangkan ,jika engkau menjadi dirinya, kesedihan, kekecewaan, dan kepedihan
akan menghiasi hari-harinya di masa depan. Jangan hanya memuaskan nafsu bejat,
yang tak ada gunanya ,namun tidak memikirkan apa yang terjadi pada orang yang
dicintai.
Bayangkan, jika
engkau benar-benar menjaga sesorang yang engkau cintai, dan benar-benar bersama
dengannya, memilikinya, pada saat yang tepat. Engkau akan mendapatkan
kebahagiaan yang tiada duanya. Karena Allah Swt. Benar-benar memerintahkan
umatnya untuk menikah. Dan jika engkau menikah akan mendapat banyak sekali
berkah dan rahmat, namun jika seseorang itu pacaran, ia malah akan mendapat
maksiat ,dosa besar, dan laknat Allah Swt.
BAB VI | “Bagi yang Sudah Siap”
“Dalam islam ,pernikahan adalah jalan untuk menyalurkan cinta
dengan bertanggung jawab dan penuh komitmen”
Artinya adalah pernikahan adalah jalan untuk menyalurkan cinta yang
di-ridhai oleh Allah.Jadi, dengan menikah, kita dapat menjalin kasih yang halal
dengan orang yang kita cintai, dan yang ingin kita miliki, namun dalam ridha
Allah, dan di jalan yang benar. Dan pernikahan itu adalah suatu jalan memadu
kasih yang diberikan oleh Allah dan akan mendapatkan banyak berkah. Daripada
pacaran yang sudah jelas akhirnya akan meninggalkan sengsara, lebih baik untuk
segera menikah.
Namun, pernikahan
itu sepaket dengan tanggung jawab dan komitmen.Pernikahan itu sesuatu yang
sangat sakral, dan istilahnya, pernikahan adalah bagaimana kita mengarungi
bahtera lautan hidup baru bersama pasangan kekasih dengan ridha Allah.Saat
menikah, bagi perempuan, orang yang pertama harus dipatuhinya adalah suaminya,
bukan orang tuanya.
Seorang pria yang
menikah itu wajib menjadi imam yang baik bagi keluarganya untuk memimpin mereka
ke surga Allah, kewajiban suami itu sangatlah banyak, suami harus menafkahi
keluarganya, memberikan rasa aman pada keluarganya, menjaga keluarganya, dan
nasib istri dan anak-anaknya itu terletak pada pundak ayah, yang harus bekerja
keras untuk menghidupi mereka. Bagaimana, tugas seorang Ayah ini benar-benar
berat bukan?
Kemudian ,suami istri itu tidak boleh melakukan sesuatu yang
melanggar komitmen mereka. Karena seseorang yang menikah ,sudah benar-benar
terikat, dan tidak boleh berhubungan yang tidak halal dengan yang bukan mahramnya.
Kecuali dalam hal-hal yang diperbolehkan oleh Allah SWT, seperti pekerjaan,
kesehatan, pendidikan.Walaupun ada status “Cuma teman” ini tetap saja
haram.Jadi konsekuensi menikah ini sungguhlah keras dan tidak semudah yang
dibayangkan karena penuh dengan komitmen dan tanggung jawab.
Jadi sudah dapat
dibayangkan, jika kita ingin merasakan cinta, harus menikah, agar segera
menghindarkan fitnah ,namun konsekuensi menikah ini sangat besar, jadi jangan
berani-beraninya mengumbar-ngumbar rasa yang sama sekali tak semestinya anak
yang belum cukup umur rasakan.
BAB VII | “Khitbah-Ta’aruf Bagi yang Sudah Siap”
“Perikahan di dalam Islam adalah sebuah ikatan suci”
Bagi yang sudah merasa dirinya siap untuk menikah, ada jalan bagi
mereka yang benar-benar ingin mematuhi perintah Allah.Yaiu, Khitbah-Ta’aruf.
Islam memandang wanita itu suci dan makluk terhormat, karenanya islam merancang
sebuah jenis interaksi yang tiada merugikan wanita atau lelaki yang telah
sampai pada kemampuan kesiapan, lalu menginginkan untuk menikah. Rancangan itu
adalah “khitbah” (peminangan) dan “ta’aruf ” (perkenalan). Lelaki atau
wanita itu boleh memilih pasangan yang mereka sukai yang sudah siap membina
rumah tangga.Lalu setelah mereka menemukan pasangan yang mereka sukai mereka dapat
meminangnya yaitu meng-kitbah nya karena Allah pun telah
membolehkannya.Khitbah ini dilaksanan dengan mempelai pria datang
ke rumah perempuan yang akan dipinangnya, dan meminangnya di depan keluarga
besar si perempuan serta meminta persetujuan keluarga besarnya. Peminangan ini
adalah proses bertanyanya pihan lelaki
kepada sang perempuan apakah dia bersedia membina rumah tangga bersama
sang pria, dan menikahinya. Dan juga dalam proses khitbah dan ta’arufan
ini si pihak peminang dapat
meminangnya secara langsung atau dengan sindiran. Sindiran itu berarti,
melamarnya melalui wali.Jadi wali yang menyampaikannya.Kalau langsung adalah,
penyampaian kepada sesorang yang dipinang secara langsung, tidak melalui
perantara/wali.
Dan bagi mereka
yang sudah sampai pada tahap khitbah dan ta’arufan
ini, diperbolehkannya bagi mereka untuk saling melihat sehingga munculnya rasa
ketertarikan diantara mereka. Sehingga memantapkan hati mereka untuk lanjut di
proses khitbah danta’arufan
ini. Namun, itu bukan melihat aurat yang dilarang oleh Allah SWT.Bagian yang
diperbolehkan untuk dilihat ini adalah, muka, punggung telapak tangan, dan
telapak tangan. Namun saat proses khitbah dan ta’arufan ini
tidak boleh dilakukan dengan jangka waktu yang terlalu lama, dan juga tidak boleh
lanjut ke hubungan yang tidak halal, seperti berkiriman pesan yang mesra,
ataupun saling berkiriman foto manja. Jadi proses khitbah dan ta’arufan
ini dilakukan dengan sewajarnya saja.
Namun, jika mereka
yang sudah saling ber-khitbah dan ber-ta’arufan tidak
tertarik saat proses saling melihat, maka mereka sangat boleh membatalkan
proses khitbah dan ta’arufan ini. Dan tidak ada
pihak yang dirugikan sama-sekali.
BAB VIII | “Bagi yang Belum Siap”
“Ketika hasrat terhalang syariat, cinta tak mampu melekat karna
takut maksiat, sahalatlah berbilang rakaat atau puasalah selagi dapat”
Kalimat diatas berarti bahwa ,saat perasaan cinta kita terhalang
oleh aturan-aturan Allah, kita sudah takut untuk merasakan cinta karena takut
terkena dosa maksiat, kita harus kembali kepada Allah serta melaksanakan semua
ketentuan ibadahnya, shalat lima waktu, mengaji, zikir, untuk menghapuskan rasa
cinta yang tak halal dari diri kita, dan juga kita harus banyak-banyak berpuasa
agar puasa itu dapat membentengi diri kita dari segala sesuatu yang dilarang
oleh Allah SWT.
Kemudian kita
harus pintar-pintar mencari kegiatan yang bermanfaat agar kita melupakan rasa
yang kita miliki. Contohnya memasak, belajar ,berkumpul di majelis ta’lim
sambil mengkaji ilmu Allah, dan banyak hal lain. Jika kita benar-benar tulus
mengerjakan perintah Allah ini, maka yakinlah Allah pasti akan meridhai segala
sesuatu yang terjadi di kehidupan kita.
Kita semua pasti
sudah tau makna yang sebenarnya dari pacaran, dan betapa berkahnya suatu ikatan
pernikahan itu, namun dengan seperangkat konsekuensi dan tanggung jawab.Lalu
,jika anak-anak atau remaja-remaja yang membacapun sudah tau bahwa mereka belum
siap, maka segeralah putuskan hubungan yang terjalin. Insya Allah, Allah akan
mengampuni dosa-dosa mereka. Lalu, jika tau belum siap untuk merasakan perasaan
cinta, kita tidak sepatutnya untuk mengumbar-ngumbar perasaan itu, karena pada
akhirnya hanya akan menghasilkan dosa dan kesengsaraan.
BAB IX | “Udah Putus, Galau, Nih! Gimana Bisa Move On?”
“Manusia ciptaan Allah diberi satu hal yang juga diberikan kepada
makhluk hidup yang lain, yaitu kemampuan untuk merasa. Dalam pembahasan kita
ini dinamakan dengan naluri”
Anak muda di zaman sekarang terkadang memang agak ribet, apalagi
anak muda yang sering “galau”. Tetapi sayangnya, ketika mereka
galau mereka akan menyusahkan banyak orang disekitarnya, seperti orang tua
mereka, teman, ataupun guru disekolah. Galau itu ditandai dengan banyak
melamun, mengasingkan diri, dan juga banyak mendengarkan lagu-lagu mellow.Dan
ini sangat tidak bermanfaat.
Sebenarnya seperti kutipan di atas, Allah SWT. Ini mengkaruniai
manusia dengan berbagai akal dan pikiran, dan semua itu terangkum menjadi
sebuah kata yaitu, “naluri” . Dan naluri manusia ini ada 3 yaitu:
1.
“Naluri
untuk mempertahankan eksistensi diri” Nah, di sifat eksistensi adalah identik dengan “keegoisan”
jadi rasa dimana kita selalu berjuang dalam mepertahankan diri, marah bila
dihina, kesal jika diabaikan, selalu ingin jadi yang terbaik di atara orang orang,
selalu senang bila dipuji, dan sifat ini adalah sifat yang paling ini disaat
zaman dahulu dimana manusia-manusia purba berjuang untuk mempertahankan diri
mereka pada lingkungan yang ekstrim itu.
2.
“Naluri
untuk melanjutkan keturunan” Nah,
hal ini yang paling mendasar dari diri kita. Bagaimana kita dapat mempunyai
perasaan suka terhadap sesorang ,bagaimana kita ingin terus selalu bersamanya,
disampingnya, semua hal itu adalah naluri untuk melanjutkan keturunan. Jadi,
sudah seharunya kita untuk pintar-pintar menjaga diri, karna jika salah, kita
akan melakukan perbuatan yang tidak semestinya dan yang akan menghasilkan dosa
besar.
3.
“Naluri
untuk mengagungkan sesuatu” Jadi naluri untuk mengagungkan sesuatu ini dimana kita
itu mempunyai rasa harus mengagungkan
sesuatu, mengagumi sesuatu, memuja sesuatu, dan itu membuat mereka aman saat
melakukan itu. Contohnya adalah jika orang-orang zaman dahulu yang menyembah
pohon ,matahari, benda-benda, ataupun arwah leluhur mereka.
Lalu, perasaan galau itu datang dari naluri
meneruskan keturunan. Karna galau yang dimaksud adalah, galau dimana tidak
dapat mendapatkan orang yang dicinta. Nah, itu menimbulkan perasaan gelisah,
gundah, galau. Tapi tenang perasaan galau yang datang dari naluri ini adalah
perasaan yang dapat dikontrol dan dihilangkan. Caranya adalah:
1.
Mengingat Allah akan membuat galau karena cinta menjadi kertenangan. Karena kita sudah yakin dengan apa yang kita
lakukan itu adalah untuk menjalankan perintah dari Yang Maha Esa Allah SWT. Dan
juga semua perintah Allah itu akan membuahkan ketenangan karena telah melakukan
perintah Allah SWT. Dan juga semua itu karena Allah SWT. Menyayangi kita,
sebagai hambanya.
2. Gabungkan diri dlam perjuangan islam. Ketika kita menggabungkan diri dalam
perjuangan islam yaitu berjuang dalam mendakwahkan agama Islam, berjuang dalam
membantu saudara, saudara kita yang masih kesulitan diluarsana, menggabungkan
diri pada gerakan-gerakan Islam yang membawa kebaikan. Dari semua kegiatan ini,
kita dapat makin mencintai Allah SWT. Dan kita akan makin yakin bahwa ajaran
Allah SWT. Adalah yang terbaik.
3. Bacalah kisah –kisah Rasulullah SAW., Sahabat,
dan Panglima-Panglima Islam. Ketika kita membaca kisah kisah perjuangan Rasulullah
SAW., Sahabat, dan Panglima-Panglima Islam, kita akan tergugah hatinya. Karna
bayangkan, perjuangan mereka dalam membela agama islam, perjuangan mereka dalam
mendakwahkan agama Allah SWT. Ini sangat keras dan mungkin tidak dapat
dibandingkan dengan dikehidupan yang sekarang. Mereka rela mengabdikan diri
mereka seutuhnya untuk Islam, para Panglima-Panglima Islam yang tiada henti
berkorban dengan gagah berani menerjang ke medan perang sambil membela agama
Allah SWT. Dan mereka pun tidak takut mati, karena mereka sadar, jika mereka
mati atau yang lebih sopannya meninggal, balasan mereka adalah surga. Lalu
bagaimana dengan perjuangan Rasulullah dan Sahabat dalam mendakwahkan Islam, mereka rela berkorban harta, anak,
istri ,tempat tinggal, demi menyiarkan Agama Allah ini. Dan mereka semua tidak
kenal takut dan putus asa. Jika dibayangkan dengan perjuangan kita, itu sangat
berbanding terbalik. Perjuangan kita sekarang ini hanyalah belajar, dan mejaga
diri agar tidak terjerumus kedalam dosa yang lebih dalam, maka dengan membaca
kisah-kisah perjuangan Rasulullah SAW., Sahabat, dan Panglima-Panglima Islam
ini, akan lebih memantapkan hati kita untuk lebih istiqomah dalam menjalankan
perintah Allah SWT.
4. Menemukan hobi positif kita agar dapat
mengalihkan perhatian kita dari galau. Jadi, saat kita menemukan hobi positif kita seperti memasak,
belajar, jalan-jalan dengan mahram, ataupun membuat kerajinan tangan, insya
Allah hal ini akan mengalihkan perhatian kita, dan juga hal ini akan membuat
kita makin melupakan sesuatu yang bernama “galau”. Dan juga kegiatan ini dapat
mendatangkan hal-hal yang positif untuk kita.
BAB X | “Yang Muda Yang Bercinta”
“Memiliki cinta itu luar biasa, namun sebelum akad semuanya bisa jadi
berbahaya. Bisa mencintai itu sebuah anugerah. Tapi bila sebelum pernikahan,
itu sesuatu yang salah.”
Jika anak muda sudah mempunyai perasaan yang
mendalam terhadap sesorang ,jangan diumbar-umbar karena rasa itu belum pantas
untuk dirasakan. Setiap lelaki dan perempuan pasti mempunyai nafsu, dan itu
sangat wajar sekali. Maka dari pada itu, Allah memerintahkan untuk memisahkan
antara laki-laki dan perempuan agar terhindar dari sesuatu yang tidak
semestinya. Berpuasalah dulu terhadap cinta, tahanlah dulu cinta yang
dirasakan, karna cinta itu akan indah pada waktunya. Bagaikan kupu-kupu yang
keluar dari kepompong disaat yang tepat, akan menjadi seekor kupu-kupu yang
indah.
Jika
kita tidak menahan rasa yang kita rasakan pada saat muda, pasti kita akan
melakukan hal-hal yang menjerumuskan kita kedalam hal-hal yang maksiat,
contohnya adalah saling berdua-duaan, berpegangan tangan, saling bertatapan,
berpelukan, atau bahkan mengaju ke hal-hal yang lebih mengerikan dari itu.
Hal-hal itu sangat merugikan sekali. Sebenarnya cinta itu bukan hanya sekadar
berpegangan tangan, berpelukan ,dan lain-lain. Namun, cinta itu adalah tanggung
jawab. Jika kita sudah menikah, romantisme akan berubah menjadi tanggung jawab
seperti yang sudah saya jelaskan di BAB VI, bahwa pernikahan itu adalah
tanggung jawab, maka, jangan asal-asal mengumbar cinta jika belum siap dengan
tanggung jawab yang akan dipegang.
Cinta
itu sangat luas dan ada dimana-mana, dapat terlihat dari bagaimana kerja keras
seorang Ayah untuk menafkahi keluarganya, cinta seorang Ibu yang senantiasa
rela mengingatkan, yang selalu memberi perhatian yang lebih kepada anak-anak,
cinta seorang Ibu dalam perjuangan melahirkan kita, jadi lebih
berterimakasihlah terhadap cinta, karena cinta itu sakral dan sesuatu yang
sangat suci
BAB XI | “Kapan Aku Menikah?”
“Menunggu dalam ketidak pastian jelas memicu gelisah apalagi
ada anggapan bahwa semakin bertambahnya umur, semakin sulit juga mendapatkan
pasangan hidup. Belum lagi, kenyataan bahwa wanita itu terbatas, dia dipilih,,
bukan memilih. Tak seperti laki-laki yang memilih karena penawaran lebih
sedikit dari permintaan”
Kutipan yang diatas itu menggambarkan dimana
seorang perempuan yang sudah siap umur ,mental, dan tanggung jawab untuk
menikah menunggu saatnya untuk menikah. Dan ketika dia mematuhi perintah Allah
SWT. untuk menjauhkan diri dari laki-laki dan serius dalam belajar agama, namun
belum juga dipinang oleh seorang lelaki, rasa takutpun menghampirinya, dan dia
bertanya-tanya kapan dia menikah. Lalu, setan akan memasuki batin perempuan
ini, karena setan menyukai jiwa yang rapuh, dan akan membuat dia mulai berprasangka
buruk terhadap keadilan Allah SWT. Kejadian ini sangat tidak dianjurkan, karna
mau bagaimana pun, Allah SWT. menciptakan manusia di dunia ini
berpasang-pasangan. Lalu, tetap yakinlah terhadap janji Allah itu, jika kita
sudah menjalankan segala sesuatu yang diperintahkan oleh Allah SWT. namun Allah
SWT. belum memberikan jodoh, maka sabar saja dalam menantinya, insya Allah,
Allah akan memberikan sesuatu yang indah tepat pada waktunya.
Perbanyaklah
amalan-amalan sunah terhadap Allah, karena Allah menyukai mereka yang terus
mendekatinya. Jika kita meminta hal-hal yang sangat banyak kepada Allah SWT.
namun kita tidak beribadah yang benar kepadanya, maka apa kita pantas?
Anggaplah doa itu adalah surat yang akan kita kirimkan terhadap Allah SWT. dan
amalan-amalan kita itu adalah kurirnya.
Dan pada
akhirnya, jika kita telah menjadi insan yang taat terhadap perintah Allah SWT.
pasti akan datang banyak wanita-wanita shalehah, ataupun pria-pria saleh yang
akan meminang kita.
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari laporan buku ini adalah, buku yang berjudul “Udah Putusin Aja”
ini adalah buku yang berisi tentang bagaimana hukumberpacaran di dalam Islam,
dan menjelaskan bagaimana pacaran itu dapat merugikan generasi muda. Dapat
merusak kesucian dan martabat perempuan. Dan buku ini juga memberi saran bahwa
pernikahan adalah jalan terbaik untuk meredam zina dan meminta ridha Allah,
namun pernikahan ini dibarengi dengan setumpuk konsekuensi dan tanggung jawab.
Jadi, sudah sepantasnya bagi generasi muda yang membacanya untuk benar-benar
menjaga diri, dan membentengi diri dari hal-hal yang negatif dan dapat
memjerumuskan ke dalam dosa maksiat yang besar dan dilaknat Allah SWT.
Buku ini
sangat baik untuk dibaca, karna buku ini dapat membawa kebenaran, dan cahaya
rahmat Allah SWT. ditengah perilaku para remaja di zaman sekarang yang sudah
sangat melanggar hukum Islam. Dan buku ini juga mengingatkan kepada semua yang
membacanya terhadap aturan-aturan Allah SWT. yang menjaga kita, dan membingbing
kita ke rahmat, ridha, dan surganya. Penampilan buku ini juga sangat menarik,
apalagi dengan visual bukunya yang sangat ekspresif, dapat membuat semangat
membacanya serta dapat menyampaikan materi yang akan disampaikan dengan baik.
Namun
kelemahannya adalah, ada remaja-remaja
yang malah takut membaca buku ini karena takut untuk putus dari pasangannya.
Manfaatnya
membaca buku ini sangat banyak ,mengingatkan tentang larangan-larangan Allah,
mengetahui betapa mulianya Allah dengan segala aturan-aturannya, dan betapa
besar kasih sayang Allah karena telah menganugrahkan ikatan pernikahan yang
sangat mulia dan dapat memberi berkah yang sangat berlimpah bagi insan yang
menjalaninya.
PENUTUP
Saya rasa sekian dari laporan
membaca buku saya. Saya minta maaf jika di laporan membaca buku ini terdapat
sangat banyak kesalahan dan
kekurangan yang
menghiasinya. Saya harap laporan membaca buku ini dapat bermanfaat bagi orang
yang membacanya, saran dan pesan mohon disampaikan demi kebaikan, sekian,
trimakasih, wassalamua’laikum
warahmatullahi wabarakatuh.
Penulis
Daftar Pustaka
Siauw, Felix Y. 2013. Udah Putusin Aja.
Bandung.mizania
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar